Saturday 19 November 2022

Berita Negatif Yang Baik: Pengalaman Sembuh dari Covid-19 di Periode Awal Pandemi


Suasana Salat Jumat


Alhamdulillah setelah > 30 hari terkonfirmasi positif Covid-19, hasil tes usap saya tanggal 19 Januari 2021 menyatakan: Negatif. Selama positif, saya melakukan isolasi dimulai dari Wisma Atlet Kemayoran, pindah Hotel (setelah 10 hari di WAK), dan di rumah dengan protokol ketat. 

Saya juga mensyukuri, bahwa tidak ada perburukan selama periode tersebut. 


Awal Gelaja

Awal bergejala dimulai tanggal 13 Desember 2020: bangun pagi mulai demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, badan linu/nyeri di beberapa bagian. Gejalanya mengingatkan dulu waktu saya terkena DB. Kemudian di hari ke-4 makan mulai tidak ada rasanya, tapi masih bisa mencium bau. Waktu masih isolasi WAK, Ibunya Nadya (baca: istri) sempat membelikan saya Bebek Kaleyo yang juara itu. Ternyata rasanya asin doang, padahal kan seharusnya enak banget, hehehe. 

Oke mundur lagi. Di tanggal 14 Desember 2022, saya melakukan tes usap pertama. Hasilnya keluar di tanggal 15 Desember 2022 Jam 10.00 WIB: Positif CT 17,47. Jarak waktu konfirmasi positif dengan keputusan untuk berangkat ke WAK kurang lebih sekitar 9 jam, keputusan diambil cepat mempertimbangkan Nadya dan Ibunya dalam kondisi sehat. Siangnya sekitar Jam 12.00 WIB, saya nekatkan mengantar mereka sendiri ke RS untuk tes usap. Saya nyetir, mereka duduk di kursi belakang dengan jendela mobil terbuka selama perjalanan.

Dugaan kami benar, jam 21.00 WIB di tangga 15 Desember 2022 tersebut hasil tes usap mereka Negatif. Di posisi itu saya lebih tenang duduk antri registrasi di Tower 6 WAK.



Pasca Isolasi di Wisma Atlet Kemayoran

Proses masih belum berhenti setelah menjalani 11 hari isolasi di WAK. Posisi saat "lulus" saya masih kondisi Positif hasil dari tes usap di hari ke-9 isolasi. Dokter mengizinkan saya keluar dengan pertimbangan bahwa saya sudah tidak ada keluhan gejala dan CT sudah >30. Kondisi yang sama juga dialami 30-an alumni wisma lain yang menjalani isolasi selantai dengan saya. Di hari itu hanya ada 8 orang yang pulang dengan kondisi sudah negatif, 26 Desember 2022. 

Pesan yang kami terima sebelum pulang: isolasi lebih lanjut 7 hari di rumah masing-masing dengan tetap memperhatikan prokes. Pakai masker, pisah kamar, (kalau bisa) pisah kamar mandi, dan aturan isolasi mandiri yang umum lainnya. 

Kalau dicermati lebih lanjut, hal tersebut sesuai dengan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 Kemenkes revisi-5 Juli 2020. Bahwa pasien dengan kondisi seperti saya masuk kategori sembuh di hari ke-10 + 3 (gejala ringan) sejak awal gejala. Jadi, sembuh dalam definisi ini belum tentu negatif. Beberapa sumber yang saya baca/tonton hal ini berdasarkan berbagai penelitian sejak awal pandemi bahwa virus tidak lagi infeksius setelah hari ke-10 menginveksi seseorang (lengkapnya bisa googling). 

Antiran Registrasi di Tower 6


Catatan dan Pelajaran

Ada catatan dari pengalaman saya. Selain pesan Dokter di atas saya juga sempat konsultasi ke Dokter via Halodoc dan datang ke RS Universitas Indonesia. Semua pesannya masih sama dengan yang pertama tadi walaupun saya sudah di atas hari ke-20 saat itu. Jadi satu sisi menyatakan aman tapi di sisi lain tetap pakai masker jaga jarak dulu di rumah. Ya sudah saya ikuti saja arahannya. Lagipula hati juga belum tenang interaksi dengan anak istri pakai status masih Positif. 

Oya satu lagi, saya juga tanpa pantauan khusus baik dari Puskesmas (yang tidak responsif ketika dihubungi di awal, mungkin karena kasus sedang tinggi) atau dokter khusus. Saya bener-bener memperkaya diri dengan pengetahuan soal penyakit ini untuk menentukan apa lagi yang harus dilakukan? Selain saling sharing dengan beberapa teman yang kebetulan lagi sama-sama berjuang. 

Berjemur


Beberapa catatan lain:
  1. Teman, saudara, tetangga, atau orang lain yang kita kenal dan tahu kondisi kita biasanya akan mendoakan dan memberikan dukungan. Ini menguatkan. Tak sedikit yang akan mengirimkan berbagai informasi terkait upaya penyembuhan baik itu obat, ramuan tradisional, dll. Saran saya saring dulu dan cek mana yang valid dan mana yang tidak. Mana yang sudah teruji dan mana yang tidak jelas sumbernya. 
  2. Saat ini lebih banyak pilihan dalam mencari lokasi isolasi mandiri , tapi bukan berarti mudah. Persoalannya yang butuh lokasi isolasi juga banyak, beberapa sudah penuh. Sehingga harus bisa mengukur apakah masih bisa dengan isoman di rumah atau di fasilitas yang disediakan pemerintah. Sebelum keluar WAK saya dan Ibunya Nadya sempat telpon belasan hotel di Jakarta yang menurut info menyediakan kamar untuk isolasi, ini juga tidak ada yang tembus dengan berbagai alasan. 
  3. Waktu yang dibutuhkan untuk penyembuhan (jika sampai negatif) untuk masing-masing orang yang terjangkit akan berbeda. Jadi kunci dari menghadapi ujian ini ya sabar dan ikhlas.
  4. Tidak usah ragu untuk melapor ke pimpinan wilayah tempat tinggal, misalnya Ketua RT. Kita wajib memberikan informasi, pun Ketua RT berhak tau kondisi kita. Juga ngabarin tetangga. 
  5. Berpikir tenang, bertindak cepat. Itu yang saya dan ibunya Nadya lakukan di saat saya terkonfirmasi positif.
  6. Kondisi negatif ini hal basic untuk syarat WFO (masuk gedung), selain itu juga saya pengen segera bisa donor plasma yang mensyaratkan sudah ada min 1 x hasil tes negatif setelah terpapar. Lebih tuntas lagi, kalau kata dokter terakhir ya 2 x hasil tes usap negatif. 
Aktivitas Pasien di Pagi Hari

Terakhir, imbauan yang mungkin sudah berulangkali kita dengar diikuti saja: Taati protokol kesehatan, 3M, keluar jika perlu, hindari kerumunan, dll. Karena per Maret 2020 ketika kasus pertama mulai diumumkan Pemerintah, saya dan keluarga termasuk yang sangat-sangat berhati-hati. Sejak keluar gerbang rumah selalu pakai masker, ngantongin hand sanitizer, bawa masker cadangan, bawa alat ibadah sendiri, pulang dari luar sterilisasi dulu di luar rumah, ga mudik waktu lebaran, libur panjang di rumah aja, dll.

Tapi kondisinya sekarang, posisi virus ini terlalu random untuk diketahui ada pada diri siapa, dimana, dengan siapa, semalam berbuat apa.. 

Jadi, hati-hati ya teman-teman. Semoga kita melewati pandemi ini dengan kuat, semua sehat! 



----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Tulisan ini saya buat pada Januari 2021, dengan sedikit perbaikan.

No comments:

Post a Comment