Thursday 4 April 2013

Robin van Persie is a RED. Manchester RED

source: bola.viva.co.id


Mendengar nama Robin van persie. Apa yang terbayang di pikiran anda ketika nama ini disebut? Striker Timnas Belanda, pemain kidal, penyerang, top skor BPL 2011/2012, leader di lapangan, atau mungkin pengkhianat terbesar Arsenal? Saya pikir bayangan kita tidak jauh berbeda dalam posisi ini. Namun, pernahkan anda membayangkan "Robin van Persie (RvP) = pemain Manchester United"?

Jika melihat sepak terjang RvP di klubnya terdahulu, Arsenal. Siapa yang akan dapat membayangkan bahwa pada akhirnya di usia 29 Tahun dia mengambil pilihan untuk menyebrang ke tim rival di tanah Inggris raya, Manchester United. Bagi saya, perpindahan ini adalah proses transfer yang fenomenal. Dia tak memikirkan uang dan berapa besar gaji yang diganjar United untuk jasanya. Dia hanya mau merebut trophy Premier League, sesuatu yang belum dirasakannya di Arsenal.

RvP adalah hembusan angin yang teramat segar dan memabukkan bagi setiap fans setan merah dimanapun mereka berada, termasuk saya. Apalagi dengan kondisi nir-gelar yang dialami United musim 2011/2012, kehadirannya di jajaran penyerang United adalah anugrah. Meskipun satu tempat milik Berbatov harus diserahkan dan berkonsekuensi atas kepeindahan Top Skor Premier League 2009/2010 ini ke Fulham.

Jika sedikit menengok ke belakang dimana tak satupun gelar berhasil dimenangkan United kala itu. Terasa miris bagi fans harus melihat tim yang disombongkannya terpaksa tampil di level Europa League namun bermain seperti pasukan amatir dari negeri antah berantah yang tak bertaji. Setelah sebelumnya tersingkir di fase grup Liga Champions, terdampar di kompetisi malam Jum'at Liga Europa, pun United masih menyerah dan mengaku kalah atas Ath. Bilbao yang dengan tega menendang United dalam jurang penyesalan. Mendalam.

Di kompetisi lokal, United harus rela 2 kali di pecundangi Manchester City, di semifinal piala FA kalah 1-0. Serta harus juga merelakan Kota Manchester dikuasai oleh pasukan biru dalam pertandingan terkakhir Premier League di musim tersebut. Sedangkan di Piala Liga, United yang seperti komitmen Sir Alex Ferguson yang seperti biasanya menurunkan tim muda juga harus hancur ditaklukan West Ham dengan skor mencolok, 4-0. Sejak saat itu, keinginan terbesar atas tim yang saya cintai ini adalah mendatangkan striker baru, yang berpengalaman dan berprestasi tentunya.

Sejak Arsenal ditinggal oleh Francesc Fabregas, sang kapten yang kembali klub masa kecilnya Barcelona. Otomatis, RvP sebagai salah satu pemain senior dan berpengalaman di Arsenal memperoleh kepercayaan sebagai kapten tim London Merah. Posisi awalnya yang ketika didatangkan dari Feyenord sebagai pemain sayap kiri, secara cerdas dikreasi oleh tangan dingin Arsene Wenger menjadi penyerang tengah. Jadilah RvP berevolusi menjadi striker andalan sang profesor.

Dengan jumlah 30 gol dia lesakkan sepanjang musim terakhir BPL- nya di Arsenal, pantaslah jika RvP sangat dibenci para fans Arsenal dan dianggap sebagai judas mata duitan ketika dia akhirnya pergi. Betapa beratnya dia sepanjang musim memikul tim yang sempat dijuluki "RvP FC" ini hampir sendirian.

Kini dengan keberadaanya di United, dengan selisih 15 poin di atas City sebagai Runner Up. Pantaslah bagi kita melihat dan menunggu sumbangsih RvP kepada tim barunya cukup lewat hadiah trophy liga ke-20 di akhir musim ini. Nomor punggung 20 peninggalan Fabio yang diserahkan kepadanya, seperti sebuah isyarat alam bahwa trophy ke-20 akan dia persembahkan kepada timnya kini. Meskipun soal ini buka tanggung jawab RvP seorang diri. Tapi apakah kita tidak ikut senang dan terharu jika RvP bisa mengangkat trophy setelah sekian lama bermain di BPL.

Sudah, lupakanlah julukan RvP FC yang sempat berpindah ke United di paruh pertama musim, seperti juga RvP telah benar2 melupakan tim lamanya di London. Hal ini bisa terlihat dari beberapa kesempatan wawancara media, seakan dia berkata "Andai lebih awal saya pindah ke Manchester United..". Lihat pula totalitas selebrasinya ketika berhasil mencetak gol ke gawang lawan, adaptasi cepatnya menyatu dengan skuad, dan pengaruhnya atas performa tim secara umum. Maka tak salah, jika dia adalah idola baru yang sangat dicintai fans United. Tanpa peduli darimana dia berasal. Tapi yang terpenting dimana ia berada saat ini.

RvP is a RED. Manchester Red.
source: agusmanchunian.wordpress.com


No comments:

Post a Comment